
Jakarta –
Bank Mandiri terus berusaha memperkuat faktor keberlanjutan dalam hal pembiayaan dan produk perbankan. Hal ini ditangani dengan menerapkan 2 inisiatif strategis dalam bentuk Sustainable Finance Framework (SFF) dan Transition Finance Framework (TFF). Bahkan, BMRI ini menjadi bank pertama nasional yang menerapkan SFF di Tanah Air.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menyampaikan kedua kebijakan ini ialah bab integral dari taktik keberlanjutan Bank Mandiri. Tidak cuma memutuskan proses bisnis di Bank Mandiri sudah menyanggupi standar global, tetapi kedua kerangka bisnis ini juga sejalan dengan regulasi nasional terkait keuangan berkelanjutan.
“Harapannya, implementasi kedua kebijakan ini sanggup mempertajam dan memperkuat mutu proses bisnis berkesinambungan kami dengan pendekatan yang makin diakui dan diterima pasar. Tak cuma itu, kehadiran SFF dan TFF juga akan mendukung tindakan transformatif di Indonesia menuju terciptanya ekonomi rendah karbon,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (11/3/2025).
Lebih lanjut ia menerangkan SFF dirancang selaku bimbingan kebijakan strategis untuk mendukung pembiayaan pada aktivitas hijau dan sosial, sejalan dengan acara keberlanjutan nasional dan global, menyerupai pengembangan energi terbarukan, infrastruktur ramah lingkungan, dan jadwal pemberdayaan sosial. Selain itu, SFF memungkinkan Bank Mandiri untuk meluncurkan aneka macam produk dan layanan keuangan inovatif, tergolong Social Loan, Green Bonds, Sustainability-linked Loan, serta instrumen finansial yang lain yang mendukung acara keberlanjutan.
Melalui SFF, kata Darmawan, Bank Mandiri sudah merumuskan persyaratan yang komprehensif untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan. Adapun persyaratan tersebut meliputi faktor klasifikasi, pemantauan, serta pelaporan aktivitas keuangan berkesinambungan secara transparan dan akuntabel.
Berdasarkan analisa S&P Global Ratings selaku penyedia opini independen dalam pemaparan Second Party Opinion (SPO) -nya, SFF yang dipraktekkan sudah selaras dengan standar dan prinsip keberlanjutan global terkait Green Loan Principles dan Social Loan Principles yang diterbitkan oleh Loan Market Association (LMA), serta Green Bond Principles, Social Bond Principles, dan Sustainability Bond Guidelines yang diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA).
Di segi lain, TFF dirancang untuk memperluas cakupan pembiayaan pada aktivitas terkait transisi, dengan menampilkan donasi finansial terhadap sektor-sektor yang di saat ini belum sepenuhnya ramah lingkungan, tetapi memiliki rencana dan kontrak kasatmata untuk meminimalkan emisi karbon secara signifikan dalam jangka pendek sampai menengah. TFF dibentuk untuk mempercepat proses transisi menuju ekonomi rendah karbon dengan memutuskan bahwa proses ini inklusif dan berkeadilan (just transition). Dengan framework ini, Bank Mandiri menampilkan kesempatan bagi sektor tradisional untuk berkontribusi dalam upaya penghematan emisi nasional tetapi tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan lewat Corporate-in-Transition Financing.
Dalam proses penyusunan framework tersebut, Bank Mandiri berkolaborasi bareng Deloitte selaku konsultan strategis penyusunan agar berkaitan dengan pertumbuhan bisnis. Simon Tong, Lead Partner Financial Services Deloitte Consulting South East Asia menyatakan Bank Mandiri sudah menampilkan kontrak yang hebat dalam memutuskan framework ini dirancang dengan pendekatan yang komprehensif.
“Prosesnya tidak cuma memperhatikan regulasi nasional menyerupai Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia, tetapi juga menyanggupi standar global menyerupai ICMA dan LMA. Hal ini merefleksikan pengabdian untuk menjadi pemimpin dalam keuangan berkesinambungan di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Darmawan eksistensi SFF dan TFF merefleksikan langkah nyata Bank Mandiri dalam memimpin transformasi keuangan berkesinambungan di Indonesia. Ia menyebutkan perseroan berkomitmen untuk menampilkan imbas yang signifikan bagi keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Melalui SFF dan TFF, Bank Mandiri juga memastikan kontrak mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam taktik bisnisnya, bikin imbas positif yang nyata bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi Indonesia. Kedua kerangka ini tidak cuma menjadi wujud nyata dari visi keberlanjutan Bank Mandiri, adalah “Becoming Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future”, tetapi juga mempertegas tugas aktifnya dalam mendukung target nasional untuk meraih net zero emissions pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
Selain itu, Bank Mandiri mengapresiasi dan mendukung sarat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun dan berbagi Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI), yang hendak menjadi standar secara nasional. Taksonomi ini dibutuhkan menjadi standar nasional yang sanggup mempercepat implementasi keuangan berkesinambungan di Indonesia, utamanya dalam mendukung pencapaian Enhanced National Determined (ENDC) di sektor prioritas.