
Majalengka –
Nama KH Abdul Chalim hasilnya menjadi nama jalan di Kabupaten Majalengka. Tokoh satria nasional yang berasal Majalengka itu, namanya diabadikan di sepanjang Jalan Raya Rajagaluh-Prapatan Sumberjaya.
“Betul (nama jalan Rajagaluh-Prapatan Sumberjaya telah diganti menjadi Jalan KH Abdul Chalim),” kata Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Majalengka Targetkan Produksi Kopi 70 Ton |
Seperti yang diketahui, ruas jalan tersebut melintasi Desa/Kecamatan Leuwimunding yang ialah tempat kelahiran KH Abdul Chalim. Untuk mengenang jasanya, oleh alasannya yakni itu Pemkab Majalengka mengabadikan namanya di jalan tersebut.
“Sudah resmi, bahkan di ujung akrab Rajagaluh itu sudah ada pelangnya. Betul, telah ada pelang Jalan KH Abdul Chalim,” ujar Dedi.
Kendati demikian, penamaan jalan tersebut tinggal menanti SK dari Pemprov Jabar. Mengingat, jalan tersebut statusnya punya Provinsi.
“Nah memang tawaran dari tingkat kabupaten sudah, tetapi alasannya yakni ini sifatnya jalan provinsi, mesti dituangkan juga di SK tataruang di provinsi. Nah itu yang sedang berproses, tetapi jikalau di level kota telah selesai,” terperinci dia.
Selain Jalan Rajagaluh-Prapatan Sumberjaya, Pemkab Majalengka juga akan mengubah sejumlah nama jalan lainnya. Setidaknya ada 3 titik jalan yang disebut Dedi akan berubah namanya.
“Nanti yg perbatasan Cirebon hingga dengan Sindangwangi hingga dengan ke baratnya, hingga dengan Sasak Cikeruh, yang panjang. Itu namanya Jalan Prabu Cakraningrat,” ucapnya.
“Dari Sasak Cikeruh hingga dengan ke Cigasong, itu namanya jalan Pangeran Muhammad. Jalan yg ke sananya, yang dari perapatan kesana ke utara, tempat Budur, itu namanya Ki Ageng Pajalin,” tambahnya.
Profil KH Abdul Chalim
Dilansir dari situs NU Online, KH Abdul Chalim lahir di Kecamatan Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, tahun 1898. Ia yakni putra dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah.
Masa kecil Kiai Chalim berguru di Sekolah Raja (sekolah biasa yang disertai oleh kelompok tertentu pada masa penjajahan Belanda) selama dua tahun. Selanjutnya, Kiai Chalim melanjutkan pendidikan di Pesantren Barada Mirat Leuwimunding, Pesantren Trajaya, Pesantren Kedungwuni Kadipaten Majalengka, hingga Pesantren Masantren Cirebon.
Abdul Chalim Kaprikornus Pengurus SI
Pada 1914, di ketika usianya gres menginjak enam belas tahun, KH Abdul Chalim menunaikan ibadah haji dan berguru ke tanah Hijaz selama beberapa tahun. Di sana ia sempat menimba ilmu dari ulama-ulama masyhur, seumpama Abu Abdul Mu’thi, Syaikh Ahmad Dayyat, dan Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani yg lebih sohor dengan istilah Imam Nawawi Banten.
Saat berguru di Hijaz, KH Abdul Chalim berjumpa dengan banyak sekali ulama Nusantara dari banyak sekali daerah. Beberapa ulama ini kemudian menjadi kawan sekaligus gurunya, salah satunya yakni KH Abdul Wahab Hasbullah atau yang lebih dimengerti dengan Kiai Wahab Jombang. Saat itu, KH Abdul Chalim juga sudah menjadi anggota sekaligus pengelola Sarekat Islam (SI) Hijaz dan ialah anggota termuda di sana alasannya yakni gres berumur enam belas tahun.
Seperti diketahui, SI yakni organisasi para ulama Nusantara yang berorientasi menentang kebijakan-kebijakan pemerintah penjajahan Kolonial Hindia-Belanda di Nusantara. Melalui SI pula, kebijakan-kebijakan pemerintah jajahan yang tidak cocok dengan syariat Islam dan sungguh merugikan rakyat ditentang secara konstitusional. Hingga pada gilirannya, para ulama pengelola SI kemudian memadukan diri ke Nahdlatul Ulama alias NU.
Baca juga: Wanti-wanti Kominfo Majalengka soal Hoaks di Pilkada |
Kiprah Abdul Chalim di NU
Dalam sejarah NU di saat berdirinya Komite Hijaz, Kiai Chalim menjadi komunikator kunci antara para alim ulama seluruh Jawa. Kiai Chalim juga menghasilkan surat ajakan serta mengantarkannya ke seluruh kiai di Jawa bagi menghadiri rapat Komite Hijaz.
Dalam kepengurusan pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Chalim menjabat selaku wakil katib. Berbagai momen penting NU senantiasa didatangi oleh Kiai Chalim, tergolong turut gerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya yang diawali oleh Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’Ari.
Kemudian, pada tahun 1958 Kiai Chalim menjadi penggagas pembentukan Pergunu, tubuh otonom NU yang mengumpulkan dan menaungi para guru, dosen, don ustadz. Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972.

Video Prabowo Curhat di ketika Panen Raya: Urus Republik Ini Ternyata Rumit
Video Prabowo Curhat di saat Panen Raya: Urus Republik Ini Ternyata Rumit
kh abdul chalimnama jalanpahlawan nasionalmajalengkaberita jabar